Sekaten merupakan salah satu tradisi budaya yang menjadi warisan sejarah dan budaya di Kota Solo, Jawa Tengah. Tradisi ini diselenggarakan setiap tahun dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) dan memiliki makna religius serta budaya yang sangat mendalam. Sekaten tidak hanya menjadi ajang ritual keagamaan, tetapi juga perayaan kebudayaan yang melibatkan masyarakat luas. Putera Mentari Rent Car membahas tradisi Sekaten Solo yang kaya makna untuk Anda. Simak ulasannya dalam artikel ini

Sejarah dan Asal-Usul

Tradisi Sekaten pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa. Sekaten berasal dari kata “Syahadatain,” yang mengacu pada dua kalimat syahadat sebagai dasar keimanan dalam Islam. Dengan pendekatan budaya, Sunan Kalijaga menggunakan gamelan sebagai media untuk menarik perhatian masyarakat setempat agar mendekat dan mendengarkan ajaran Islam.

Rangkaian Acara Sekaten

Rangkaian acara Sekaten di Solo dimulai dengan membawa dua perangkat gamelan sakral, yaitu Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Guntur Sari, dari Keraton Kasunanan Surakarta ke Masjid Agung. Gamelan ini dimainkan selama seminggu penuh di serambi Masjid Agung, menandai dimulainya tradisi Sekaten.

Pada malam puncak Sekaten, diadakan acara Grebeg Maulud. Dalam prosesi ini, keraton mengeluarkan gunungan, yaitu susunan hasil bumi seperti beras, sayuran, dan buah-buahan yang berbentuk menyerupai gunung. Gunungan tersebut diarak menuju Masjid Agung untuk kemudian diperebutkan oleh masyarakat. Tradisi ini melambangkan rasa syukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.

Selain itu, selama berlangsungnya Sekaten, masyarakat Solo dan sekitarnya memadati alun-alun untuk menikmati berbagai hiburan. Pasar malam Sekaten menjadi daya tarik utama, dengan berbagai wahana permainan, makanan khas, dan kerajinan tangan tradisional.

Makna Filosofis

Tradisi Sekaten memiliki makna yang mendalam. Secara religius, acara ini mengingatkan umat Islam untuk memperkokoh iman dan ketaatan kepada Allah SWT serta meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. Secara budaya, Sekaten menjadi simbol akulturasi antara ajaran Islam dan tradisi Jawa, memperlihatkan keharmonisan antara keduanya.

Gamelan yang dimainkan selama Sekaten tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki pesan moral dan spiritual. Setiap denting gamelan dipercaya mampu mengingatkan manusia akan kebesaran Sang Pencipta. Selain itu, gunungan hasil bumi mencerminkan keseimbangan antara manusia dan alam.

Sekaten di Era Modern

Meskipun Sekaten merupakan tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun, era modern membawa sejumlah tantangan bagi pelestarian budaya ini. Digitalisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat menuntut penyelenggara untuk terus berinovasi dalam mempertahankan daya tariknya. Namun demikian, nilai-nilai tradisi tetap dipertahankan sebagai warisan leluhur yang harus dijaga.

Tradisi Sekaten di Solo menjadi salah satu bukti kekayaan budaya Indonesia yang memadukan unsur agama, seni, dan sosial dalam satu perayaan. Dengan terus dilestarikan, Sekaten bukan hanya menjadi aset budaya lokal, tetapi juga kebanggaan nasional yang memperkaya keragaman budaya dunia.

Berkeliling Kota Budaya Bersama Rental Mobil Surabaya

Mengunjungi Solo selalu menghadirkan pengalaman menarik tersendiri, terlebih bila didukung dengan transportasi yang premium. Rental mobil Putera Mentari siap mengantar Anda. Kami menyediakan beragan mobil yang terawat, serta dukungan driver handal dan santun. Silahkan hubungi marketing kami dinomer 0821 2248 2134, melalui telepon atau WhatsApp.